Kamis, 30 April 2009

Sakti SO7 Now


Sakti "Sheila on Seven" Ari SenoRasa takut akan kematian mengubah jalan hidupnya. Profesi sebagai anak band ia tinggalkan demi meraih keridhoan Allah SWT.
Sejak ia memutuskan hengkang dari grup band Sheila on Seven, ada yang berubah dari penampilan Sakti Ari Seno, 28 tahun. Termasuk cara Sakti dalam menjalani kehidupan. Bila dulu Sakti dikenal suka menggunakan pakaian kasual saat menggelar konser, kini sehari-harinya menggunakan gamis dan kopiah. Jenggot yang dulu sekedar melengkapi penampilan, kini kian lebat."Seperti inilah semestinya seorang Muslim berpenampilan. Mengikuti sunnah Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wassalam," ungkap Sakti diwawancarai Suara Hidayatullah.
Menurutnya, ia ingin menunjukkan kepada orang-orang, bahwa pakaian gamis ini adalah tuntunan Rosulullah SAW. "Kalau tak ada yang mencontohkannya, Masyarakat hanya akan menganggap pakaian ini digunakan teroris," katanya.
Bagaimana dengan sholatnya? Pria yang mengaku sejak kecil jarang Sholat ini menyadari kesalahannya. Kini Sholat lima waktu pun tak pernah ia tinggalkan, tentunya Sholat berjamaah di masjid.

Rabu, 29 April 2009

MICHAEL JACKSON has become a Muslim — and changed his name to MIKAEEL.


The skint superstar, 50, donned Islamic garb to pledge allegiance to the Koran in a ceremony at a pal’s mansion in Los Angeles, The Sun can reveal.

Jacko sat on the floor wearing a tiny hat after an Imam was summoned to officiate — days before the singer is due to appear at London’s High Court where he is being sued by an Arab sheik.



Ceremony ... pop king Jacko

A source told last night how Jacko, brought up as a Jehovah’s Witness, decided to convert as he used a studio at the home of his chum to record a new album.

Sekilas tentang Jama'ah Tabligh

Sumber Hidayatullah.com
Tanggal Oktober 1999/Jumadil Akhir-Rajab 1420

Tanpa banyak bicara, anggota Jamaah Tabligh berkelana ke berbagai penjuru Nusantara. Hanya satu tujuannya, mengajak ke jalan Allah.

Masjid tua Kebon Jeruk, Jakarta Selatan itu seperti tidak pernah mati. Ia selalu hidup dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Apalagi setiap hari Kamis, sekitar 2000 laki-laki berkumpul di masjid yang didirikan tahun l718 oleh seorang ulama dari negeri Cina ini. Mereka dengan khusyuk mengikuti ceramah yang disampaikan seorang ustadz. Ada yang berpakaian takwa (koko) warna-warni dan berkopiah haji putih. Ada pula yang berpakaian gamis --baju panjang yang biasa dipakai orang Arab. Tak sedikit di antara mereka yang memanjangkan jenggot dan mencukur kumis. Tapi mereka penuh dengan senyum dan menyapa akrab setiap orang.

Selasa, 28 April 2009

Cat Stevens or Yusuf Islam

Born Steven Demetre Georgiou, the son of a Greek Cypriot father and Swedish mother, Yusuf Islam grew up above the family shop in Londons theatre district, situated at the northernmost junction of Shaftesbury Avenue and New Oxford Street, near the heart of Londons West End.
While studying at Art College he was auditioned by a record producer, Mike Hurst, formerly of the pop-folk trio the Springfields. The resulting tracks impressed the Decca Record chief so much that the young artist - now known as Cat Stevens - was selected to launch the new Deram Label, which also signed new British talent such as David Bowie and the Moody Blues.
Cat Stevens went on to become one of the biggest solo artists of the 1960s and 1970s, penning such classics as Matthew & Son, Moonshadow, Wild World and Father & Son and selling over 60 million LPs.
Following a bout of TB early in his career he undertook an ongoing search for peace and ultimate spiritual truth. After almost drowning in the Pacific Ocean at Malibu he received a translation of the Qur'an as a gift from his elder brother, David. His spiritual quest for answers was fulfilled and he embraced Islam in December, 1977. Six months later he changed his name to Yusuf Islam, walked away from the music business to start a new life and raise a family.
Today, Yusuf Islam is arguably one of the world's most famous converts to Islam. His pioneering work in the field of education resulted in securing a landmark decision by the British government to certify and support Islamic education throughout Great Britain. The three schools he founded in Londons Brent district Islamia Primary, Islamia Girls' Secondary and the Brondesbury College for Boys consistently top the boroughs examination league tables.
His U.N.-registered charity, Small Kindness, provides humanitarian relief, through direct aid as well as social and educational programs, to orphans and families in Bosnia, Kosovo, Iraq and other regions of the world.
Since 1994 he has once again turned his attention to the recording studio, releasing ten albums to date under his Mountain of Light label. His Sarajevo concert in 1997, to celebrate Bosnian culture, was his first public appearance for 20 years. Recently he has contributed to a number of major charity concert events including Nelson Mandela's 46664 AIDS benefit concert at the close of 2003 in Cape Town where he coupled with Peter Gabriel and the Soweto Choir to perform Wild World, and also a fund-raising concert in Jakarta to aid the victims of the recent tsunami where he premiered a new song, Indian Ocean, inspired by the disaster.
In 2003 Yusuf Islam was awarded the 'World Social Award' for his humanitarian relief work. Previous recipients of this award include Pope John Paul II, Steven Spielberg, and Sir Paul McCartney.
In November 2004, he was honoured with the 'Man for Peace' award by a committee of Nobel peace laureates.
More recently, in November 2005, he was awarded an honorary doctorate by the University of Gloucestershire for services to education and humanitarian relief.
Yusuf Islam is currently working on a stage musical based metaphorically on his spiritual journey and has completed the recording of a new album of spiritually inspiring songs, called An Other Cup. It will be his first mainstream release in 28 years and marks 40 years since he first entered the music industry in 1966.
for example song
you can download severeal of Yusuf Islam`s song here

Senin, 27 April 2009

Yusuf Islam


english version
Cat Stevens (lahir dengan nama Stephen Demetre Georgiou, lahir di London, Inggris, 21 Juli 1948; umur 60 tahun, dan sekarang bernama Yusuf Islam) adalah seorang penulis lagu dan pemusik yang berasal Britania Raya.

Pada awal karir musiknya, Georgiou mengambil nama Cat Stevens. Sebagai Cat Stevens, ia berhasil menjual 40 juta album, kebanyakan pada tahun
1960-an dan 1970-an. Lagu-lagunya yang paling populer termasuk "Morning Has Broken", "Peace Train", "Moonshadow", "Wild World", "Father and Son", "Matthew and Son", dan "Oh Very Young".

Stevens menjadi seorang
mualaf dan memeluk agama Islam pada tahun 1978 setelah mengalami near-death experience. Ia lalu mengambil nama Yusuf Islam dan menjadi seorang pendakwah vokal agamanya yang baru. Satu dasawarsa kemudian ada kontroversi ketika ia melontarkan pernyataan mendukung fatwa yang dikeluarkan menentang penulis Salman Rushdie, dan pada tahun 2004 namanya kembali dibicarakan lagi setelah ia ditolak masuk Amerika Serikat karena nama ditemukan pada sebuah daftar tidak boleh terbang (no-fly list). Ternyata terjadi kekeliruan dan yang dicari adalah orang lain bernama Youssouf Islam.

Yusuf Islam sekarang tinggal di London bersama istri dan lima anaknya di mana ia seorang anggota jamaah yang aktif. Ia mendirikan yayasan kemanusiaan
Small Kindness yang mulanya menolong korban kelaparan di Afrika dan sekarang membantu ribuan anak yatim dan keluarga di Balkan, Indonesia, dan Irak. Islam juga mendirikan yayasan kemanusiaan Muslim Aid tetapi meninggalkannya sebagai Ketua pendiri pada 1999.

Selasa, 14 April 2009

Sejuta Arif

Sejuta Arif

Album : Masa Muda
Munsyid : edCoustic

Kata-katamu tak sempat lama kan lampu merah
Cepat kau menepi menghitung kepingan rupiah
Arif tak peduli walau panas hujan menerpa
Untuk sebuah kehidupan
Anak kecil berlarian dibelantara kota
Bernyanyi dengan alat musik sangat sederhana
Arif tak peduli masa kecilnya tlah terampas
Bahkan cita-citamu hampa
Reff :
Sepuluh
seratus bahkan seribu
Seratus ribu
bahkan sejuta Arif menunggumu
Uluran tanganmu
Demi generasi jauh disana
Pernahkah kau pikir andai kau Arif sebenarnya
Berjuang menepis keangkuhan manusia kota
Arif tak peduli hatinya terbentur prahara
Bahkan cita-citamu hampa

Muhasabah Cinta

Muhasabah Cinta
Album : Munsyid : EdCoustichttp://liriknasyid.com

Wahai... Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMuKupasrahkan semua padaMuTuhan...
Baru ku sadarIndah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu
Reff. :
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya ilahi....Muhasabah cintaku...Tuhan...
Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus matiPertemukan aku denganMu
Back to Reff.

Lirik Nantikanku di Batas Waktu


Nantikanku di Batas Waktu
Album : Masa Muda
Munsyid : edCoustic
http://liriknasyid.com


Dikedalaman hatiku tersembunyi harapan yang suci
Tak perlu engkau menyangsikan
Lewat kesalihanmu yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata-kata
Sungguh walau kukelu tuk mengungkapkan perasaanku
Namun penantianmu pada diriku jangan salahkan
Reff :
Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang nanti
Kubawa kau pergi kesyurga abadi
Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanku dibatas waktu

Senin, 06 April 2009

Micheal heart


Michael Heart, pria kelahiran Syria yang menetap di Los Angeles, Amerika Serikat, menerima sambutan banyak orang sejak lagunya, We Will Not Go Down, dikenal luas. Musisi Amerika ini mengaku merasa senang dan bahagia dengan album yang ditujukannya untuk anak anak Palestina itu.


Pria yang dibesarkan di Eropa, khususnya di Swiss dan Austria itu, merasa marah dan terharu melihat korban di sekolah PBB yang memberikan inspirasi baginya untuk mengarang lagu yang ditujukan untuk korban Gaza.


Michael yang hidup dalam berbagai budaya ini menggratiskan lagunya untuk di-download. Hanya saja ia menyarankan untuk memberi sumbangan ke Unicef atau ke organisasi yang berdedikasi untuk mengurangi penderitaan rakyat Palestina.


Michael yang belajar piano dan gitar di usia 10 tahun, dan mulai menulis lagu dan sempat melakukan rekaman setelah menyelesaikan pendidikan dari Full Sail (sekolah rekaman), dan akhirnya hijrah ke Los Angeles di tahun 1990.


Selama 18 tahun, Michael bekerja di studio lokal. Selain bermain gitar, dia juga bekerja sebagai recording engineer untuk artis terkenal, seperti Brandy, Will Smith, Toto, Natalie Cole, The Temptations, Phil Collins, Patty LaBelle, dan The Pointer Sisters.


Michael yang juga dikenal dengan nama Annas Allaf membantu rekaman kelompok Earth Wind & Fire dan artis terkenal lainnya seperti Ricky Lee Jones, Lou Rawls, Jesse McCartney, Hillary Duff, Jessica Simpson, Jennifer Paige, Al Jarreau, KCi & Jojo, Deborah Cox, Monica, Taylor Dayne, Keiko Matsui, Steve Nieves, Luis Miguel dan Tarkan.


Kefasihan Michael berbahasa Perancis menjadi bonus saat ia bekerja dengan artis Perancis, seperti Calogero (The Charts), Marc Lavoine dan Veronique Sanson.
Selain bekerja di studi rekaman, Michael pernah melakukan tur di awal tahun 90-an sebagai pemain gitar flamenco bersama Juan Manuel Canizares pada pembukaan konser Dire Straits.
Awal Januari 2009, Michael menulis dan sekaligus menyanyikan lagu yang menceritakan situasi masyarakat Palestina in Gaza. Lagu yang diberi judul We Will Not Go Down itu akan terus bergema di hati masyarakat dunia.


Banyak cara untuk men-support perjuangan rakyat Palestina di Gaza, salah satunya dengan lagu. Seorang penyanyi di Los Angeles Amerika Serikat – Michael Heart, membuat sebuah lagu khusus yang dia tujukan untuk rakyat Gaza yang sampai saat ini masih jadi sasaran pembantaian oleh Zionis Israel.


michael_heart1xSejak dia merilis lagu yang berjudul “We will not go down” (Song for Gaza) , lagu tersebut mendapat banyak respon, berupa komentar dukungan, sampai ia sendiri kewalahan menjawab dan membalas berbagai email yang masuk.


Walaupun lagu itu baru di rilis, namun telah ratusan ribu orang melihatnya di youtube dan mendownload MP3 nya.Lirik lagu “We will not go down” sendiri sangat menyentuh.Salah satu bait lirik dari “We will not go down”Women and children alikeMurdered and massacred night after nightWhile the so-called leaders of countries afarDebated on who’s wrong or right
Michael Heart menggambarkan kondisi rakyat Gaza akan gempuran Zionis Israel dalam lagunya itu membuat kita merasa tersindir dan sedih akan nasib rakyat Gaza.


Awalnya dia berencana dengan menjual CD lagu MP3 nya itu dan hasil penjualannya akan dia donasikan untuk kepentingan amal kemanusiaan untuk penduduk Gaza, tapi karena dia merasa sulit kalau harus sendiri mendonasikan hasil penjualan CD MP3 nya , akhirnya dia memutuskan semua orang bisa mendownload gratis lagu tersebut. Dan dia berharap, setelah mendengarkan lagu itu, orang-orang akan tergerak hatinya untuk membantu rakyat Palestina di Gaza dengan mendonasikan uangnya ke lembaga-lembaga kemanusiaan yang ada atau organisasi yang didedikasikan untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina.Sebagai musisi Michael Heart sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepada dia atas lagu tersebut. Dan dia berharap setiap orang yang masih mempunyai hati nurani, mendukung perjuangan rakyat Palestina dan membantu mereka walau hanya dengan berupa doa.


Berikut lirik lagunya:

WE WILL NOT GO DOWN

(Song for Gaza)

(Composed by Michael Heart)

Copyright 2009

A blinding flash of white light

Lit up the sky over Gaza tonight

People running for cover

Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes

With ravaging fiery flames

And nothing remains

Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down

In the night, without a fight

You can burn up our mosques and our homes and our schools

But our spirit will never die

We will not go down

In Gaza tonight

Women and children alike

Murdered and massacred night after night

While the so-called leaders of countries afar

Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain

And the bombs fell down like acid rain

But through the tears and the blood and the pain

You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go downIn the night, without a fight

You can burn up our mosques and our homes and our schools

But our spirit will never die

We will not go down

In Gaza tonight



untuk mendownload lagunya silakan klik disini